Jumat, 20 November 2015

Mungkin Pinsil Alis dan Gincu Baru






“Geriel kamu cantik.”
“Kamu boong!”
“Serius!”
“Dan cantik itu sangat relatif. Ya aku tau kok.”
“Bagiku cantik itu ndak melulu soal wajah.”
“Hahahanjiiiir, ini tersirat loh kamu bilang wajahku emang ndak cantik. Belibet kamu!  Aku ndak masalah ndak dibilang cantik. Santai saja.”
Lalu terpecahlah tawa.

 --- --- ---

Kak Cantik, aku mengutip saja kata-kata Kartika Jahja bahwa “most women haters are women”. Is that true? Yessaaah!

Tadi pagi kau menguliahi tentang cantik alami. Cantik alami bagimu adalah pergi polosan tanpa berdandan. Kamu begitu bangga hanya dengan memakai bedak bayi wajahmu tidak tergoda dengan krim dokter pagi-siang, two way cake, BB krim, CC krim, dan apalah yang lain.

Lalu Kak, temanmu juga bangga sampai ke suatu tempat dengan dandanan lengkap eye shadow, mascara, eye liner, shading untuk meniruskan pipi, krim penyamar noda bekas jerawat, dan lain-lain yang aku masih sangat awam.

Syalalala… lalu aku bertanya-tanya ketika antara kalian saling klaim kecantikan senyatanya itu seperti apa. Coba kuutarakan yang ada di pikiranku saja ya, hasil mencerna pergunjingan kita yang sebenarnya tanpa guna.

Menurutku menjadi cantik dengan atau tanpa make up adalah murni pilihan. Buktinya pasar peralatan dan perlengkapan make up tidak dimonopoli kalangan tertentu. Kamu punya uang kamu beli, kamu mau SK-II tapi uangmu hanya cukup untuk cuci muka Pond’s ya apa daya. Berdandan itu butuh keterampilan loh, dan itu tidak mudah. Ikut sakit kalau mendengar, “Alah, cantiknya gara-gara make up.” Memang apa salahnya menjadi cantik karena polesan make up? Setahuku ketika mereka membeli peralatan make up juga tidak minta urunan.

Lagi. “Inner beauty itu lebih penting.” Bukan berarti perempuan yang baik hatinya dan cerdas pikirnya sudah tidak memerlukan berdandan kan? Sesuka mereka jika mereka berusaha sempurna dengan kecantikan luar dalam, meskipun sampai kapanpun kesempurnaan hanya milik Alloh J Jangankan inner beauty dan  ke-sholehah-an yang tidak nampak mata wujudnya, cantik wajah saja tidak punya standar penilaian.  

Tambahlah syukurmu Kak, yang berwajah baby face merona, yang beralis tebal, berhidung mancung, bulu mata lentik, bibir kissable, dagu lancip, pipi tirus, dan lain sebagainya yang banyak orang memujimu “cantik”. Sedang kami (ya termasuk saya) pun punya bersyukur dalam bentuk lain, mungkin. Semisal alisnya tak tumbuh dari bayi, biar tidak seperti tuyul digambarlah alis. Pipinya bulat sampai mengurangi percaya diri, dia belajar shading. Tak apa kan jika itu membuatnya lebih nyaman. Jadi tak ada ceritanya nyinyir dengan meme macam begini. Hahaha.




Yang lebih sakit lagi adalah ketika judging atas kecantikan itu dikaitkan dengan ketertarikan laki-laki pada kita. “Geriel, kamu pakai lipstik biar pacarmu tambah sayang ya?” Duhileeh. Atau kata-kata saktimu kak, “Laki-laki suka perempuan yang natural.”


Semudengku yang banyak tak mudengnya, ketika perempuan memilih berdandan pun tidak sama sekali, adalah karena kenyamanan mereka atas hal itu. Mengapa harus menjadikan ketertarikan laki-laki seolah-olah sebagai hadiah yang harus diperebutkan? Kembali pada most women haters are women, dan yang sekaum ini saling membenci untuk mendapatkan hadiah perhatian laki-laki? Berdandan karena memang ingin berdandan, dan bahagia atasnya. Tampil polosan ya monggo karena memang nyamanmu begitu. That’s simply your right, your coice. When a beauty is very relative, very subjective. Why don’t you just follow the one which makes you feel comfort and shut up your mouth on beauty judging for other women!



Tabik
Adikmu yang suka mencuri ilmu ng-alismu :)

4 komentar:

  1. Yubs, setuju sama point terakhir. Intinya sih
    "You live life happier not giving a fuck”.
    just do what you wanna do and follow the one which makes you feel comfort :) thumbs up

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dan high respect untuk anak muda macam kamu :))

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
  2. Tapi berhias atau tabaruj kan memang dilarang agama, wallahu 'alam. Yg sangat disayangkan byk wanita jadi budak kosmetik, disisi lain kosmetik bisa mempercantik, disisi lain kosmetik mengajari wanita tdk percaya diri.

    BalasHapus

Yours: