Jumat, 20 November 2015

Jika Kelak Kau Menikahiku Refleksi (norak) Gadismu Usai Jalan-jalan ke Susan Spa








Hai (calon) jodoh,

Aku tahu mungkin saat membaca tulisan ini kamu akan terbahak sambil menoyor kepalaku. Mungkin kamu bisa juga terharu kemudian berjanji akan menambah jatah lemburmu. Mungkin juga langsung rembugan dengan orang tuamu tentang kelurga kita akan berbagi patungan berapa persen enaknya. Mungkin…. Mungkinkah kita kan slalu bersama (nyanyiik)


Ini Deva. Hush jangan salah orang!

Baiklah, biarkan aku memakai gaya bahasa sedikit serius menceritakan ini. Anggap ini adalah perempuan 25 tahun yang sebentar lagi akan dipersunting lelaki idaman.

Jika kelak kau menikahiku.

Abang, ada suatu tempat yang indah di sini. Kemarin lusa aku dan tiga temanku menyasarkan diri usai ngopi di Pondok Kopi. Namanya Susan Spa and Resort, ada di daerah Bandungan, di kaki Gunung Ungaran, tentu saja Semarang. Aku tidak tahu apa yang ada dipikiran tiga temanku. Mungkin seperti lazimnya mereka akan mendoa, “Tuhan, semoga aku dan jodohku Engkau persatukan di tempat ini.” Subhanalloh Bang, tempat ini memang luar biasa cantik. Kami bergantian memotret, aku paling suka angle dimana awan-awan kelihatan bergerumul putih seperti kapas dan latar belakangnya langit biru cerah. Indah sekali.


Inilah icon yang amat populer itu, namanya La Cana Chapel.  Menurutku tempat ini cocok sekali untuk pemberkatan nikah dalam Kristen atau Katholik, tapi tidak menutup kemungkinan setting bisa disesuaikan sedemikian rupa untuk ijab qabul dalam Islam.


Jangan cemburu, inimah Tiar.

Usai ijab qabul kita (kita????) bisa berbaur dengan tetamu menggunakan area luas di sekitar kapel termasuk spot yang menurutku paling eye cathing, semacam balkon luas dengan pemandangan kota Semarang. Kalau resepsinya malam hari, duh betapa romantisnya saat lampu-lampu pijar berwarna coklat redup mulai denyalakan. Atau tempat melempar hand bouqete ini. Ah sialnya kami mahasiswa cewawakan ini malah foto selfi di sini. Iya, berdua mengayunkan hand bouqete di sini, ditunggu wajah-wajah penuh harap, aku bisa membayangkan atmosphere-nya. 







Heeeii bang, nah kan kamu sudah mulai ambil kalkulator begitu. Yaampun sudah mulai menghitung berapa biaya menggotong keluargaku yang heboh itu dari Kediri ke Semarang. Ya Alloh wajahmu langsung lesu gitu sih. Padahal belum kusebut Rp 73.000.000 untuk 200 undangannya.



Liani memang syar'i :')


Sini abang sayang, taruh kalkulatornya. Sudah, tidak perlu pening begitu. Tenang ya, aku tidak menuntut apa-apa. Kamu tahu masjid tiga puluh meter dari rumahku itu, nanti kita menikah di sana dengan penuh khikmat. Aku bisa melihat awan biru di ketinggian kok asal kamu tetap ijinkan naik gunung (nawar terooos). Kamu mengucapkan ijab qobul di dekat mimbar, tidak perlu di kapel mewah. Keluargaku yang heboh itu lebih suka catering masakan Jawa Timur semacam rawon, sate, es podeng, kalau kudapan semacam macaroni schotel begitu, mereka doyan tapi kurang suka hehe. Aku akan penuh hormat mencium tanganmu meskipun kita tidak melempar hand bouqete dengan latar belakang pemandangan cantik. Aku akan tetap menjadi perempuanmu, perhiasanmu yang senantiasa berusaha lebih solehah meskipun pernikahan kita sederhana. InsyaAllah.

Lho kok kamu senyum-senyum kalau aku berterus terang begini. Duhileeh. Iya bang, nikahnya tak perlu mewah-mewah. Kita sama-sama menabung ya, investasi untuk pendidikan anak-anak nanti.

Eh tapi masak iya, nikah sederhana gitu, terus kita nggak jalan-jalan keren? Yawlaaa eh kebablasen ngodenya hehe

Sudah dulu ya, aku mau masak Indomie dulu. Hidup anak kos dini hari ya begini ini. Kamu lekas istirahat, karena aku yang paling tahu bahagiamu, ya istirahat sehat. Selamat dini hari.



Tabik
Calon jodohmu yang matre namun terarah.

4 komentar:

Yours: