H
|
ujan-hujanan saya dan Yamazaki diantar ke pertigaan Srondol sama
bapak-bapak ojek. Lanjut jalan dengan bus gede jurusan Tawangmangu cukup dengan
Rp 2.500,- Karena pak keneknya nggak ada kembalian, saya dibayarin Yamazaki
lagi. Jepang kok nggak pelit ya.. Arigato..
Selanjutnya pasti dong Grojogan Sewu. Perjalanan sekitar dua
puluh menit berhenti di terminal Tawangmangu. Terminal kecil yang cukup ramai.
Saya bilang ke Yamazaki, setelah ini saya harus cari penginapan. Sedangkan dia
harus langsung balik ke Solo after Tawangmangu. Bis terakhir jam empat, mending
dia jalan ke Tawangmangu duluan, toh nyari penginapan yang pas di dompet saya
dan dekat ke Grojogan Sewu kan nggak gampang di weekend seperti ini. Dia setuju
tapi pingin nraktir saya makan dulu. Di salah satu warung sekitar terminal kami
menikmati soto ayam. Yamazaki mencoba beberapa sayur yang tersedia di warung.
Alamak bayangkan oseng-oseng dicampur soto, dicampur telor asin.. eneg
ngeliatnya.
Selesai makan saya sempat
menuliskan beberapa kata dan kalimat pendek yang Yamazaki butuhkan. Seperti
“Minta teh segelas lagi,” atau “Air panas di kamar saya macet.” Juga dia minta
catetan makanan-makanan yang menurut saya patut dia coba. Kami pisah di depan
terminal, dia jalan ke Grojogan Sewu dan
saya jalan cari penginapan.
Budget saya untuk menginap tidak
lebih dari tujuh puluh ribu. Tanya kebeberapa orang akhirnya dapat Rp 60.000,-
semalam. Lumayan bersih, kamar mandi dalam, TV, hanya lima tiga ratus meter ke
pintu 1 Grojogan sewu. Tapi, onengnya (again and again) saya baru nyadar pas
sore mau mandi, nggak ada air panasnya... Bagus, menggigillah Ghe L
Cuci muka, gosok gigi, wudhu dan sholat Zuhur. Jalan kaki ke
Grojogan Sewu, beli tiket Rp 6000,- masuk dan hujan heheg... nasib yah, ga papa
preparing payung kan udah J
Licinnya anak tangga yang berlapis lumut memelesetkanku
huhuhu.. Sakitnya nggak seberapa, malunya banget. Bodo lah! Grojogan Sewu,
Subhanallah.. keceh euy
Tingkat keterkenalan Tawangmangu cukup tinggi, dibanding
Jumog pengunjungnya jauh lebih banyak. Penataan lokasi dan fasilitas penunjang
juga cukup memadahi. Selain air terjun sebagai objek utama juga ada kolam
renang (Jumog juga punya kolam renang tapi sedang renovasi), out bond arena
lengkap dengan flaying fox, dan mini rafting. Saya sempat mencoba flaying fox,
Rp 11.000,- harga raa-rata lah.
Makanan? Lagi, sate ayam dan sate kelinci, basicnya saya
nggak suka sate kelinci. Waktu beli otak saya bilang ‘Pasti rasanya beda,Ghe.
Sate kelinci Tawangmangu pasti lebih enak.’ Ternyata saya tetep agak eneg, ya
meskipun akhirnya seporsi abis juga sih heheg. Sepuluh tusuk sate kelinci ditambah
lontong harganya Rp 10.000,-, untuk sepuluh tusuk sate ayam plus lontong Rp
8.000,-.
Kawasan Grojogan Sewu buka hingga jam empat sore. Air
terjunnya lumayan tinggi, fixnya berapa? Silahkan cek gugel sendiri, saya juga
belum ngecek heheg. Cuaca di sini moody setengah mati. Kalau mau repot kek saya
ya bawa payung saja. Tapi tenang, yang nggak bawa payung banyak kok ibu-ibu
yang nyewain payung, hargganya sekitar enam sampai sepuluh ribu.
Di
Tawang Mangu harus hati-hati dengan monyet-monyet yang berkeliaran. Mereka siap
mengincar barang bawaan anda, terutama bungkusan kresek makanan. Jumlahnya
lumayan banyak, mulai yang tua sampai yang masih bayi ada, lengkap. Heheg. Saya
menikmati Tawangmangu dari jam dua sampai jam empat sore. Dua jam disana
cuacanya bisa berubah berkali-kali. Hujan lebat tiga menit bisa langsung ganti
panas cerah. Kabut, mendung, nano-nano banget.
Sisi sengsara yang harus daku rasakan. Hua... jalan menaiki
1850 anak tangga. Mama... cekot-cekot kakiku.. Ngos-ngsan cuy... Masuk ke
Grojogan tangga menurun yang licin, kepleset. Baliknya, sumpah demi apa naik
–naik ke pucuk tangga pintu keluar. Jhub.. tandaskan air minum dan selonjor dah :)
Ada part yang sederhana tapi saya lakukan tiap saya pergi-pergi. Duduk diam, doing nothing. Melihat orang berlalu lalang. Nggak tahu, alay ya? Tapi ada sesuatu yang nggak bisa saya jelasin. Kek apa ya? di kepala saya tuh ada percakapan tentang hari ini saya udah ngapain aja, terus meluber-luber, imajinasinya muncrat-muncrat, doa-doa yang kadang kalo dipikir-pikir ga masuk akal berrmunculan. Yah.. mau ngatain saya tukang ngayal? Gapapa, saya ga marah kok :)
Ada part yang sederhana tapi saya lakukan tiap saya pergi-pergi. Duduk diam, doing nothing. Melihat orang berlalu lalang. Nggak tahu, alay ya? Tapi ada sesuatu yang nggak bisa saya jelasin. Kek apa ya? di kepala saya tuh ada percakapan tentang hari ini saya udah ngapain aja, terus meluber-luber, imajinasinya muncrat-muncrat, doa-doa yang kadang kalo dipikir-pikir ga masuk akal berrmunculan. Yah.. mau ngatain saya tukang ngayal? Gapapa, saya ga marah kok :)
Dibanding Cetho, Sukuh dan Jumog memang Tawangmangu yang
paling terkenal. Buktinya hanya disini yang menjual cindera mata. Di Jumog
kebanyakan yang dijual adalah keripik-keripikan. Saya sempatkan muter-muter
sebentar sebelum balik ke penginapan. Beli beberapa bungkus keripik untuk
teman-teman kos tercintah (orang-orang keren yang lebih emak-emak dari emak
saya. Gantian nge-sms.in saya nanya udah makan belom, tidur jam berapa, nyasar
apa enggak. Sumpah ibu saya aja nggak sampe segitunya). Kebablasan curhat kan..
heheg
Sebenarnya pingin
jalan-jalan di sekitar pasar Tawangmangu pas sore atau setelah magrib. Tapi
apalah daya kaki tak sampai. Sayang ah, besok masih amat dibutuhkan nih kaki. Okedeh,
lha terus ngapain dong. Kan kerennya harus belajar berbaur dengan masyarakat
asli biar bisa dapet more than having fun in trip. Yasudahlah, sholat jama’ah
di surau kampung dekat penginapan saja, itu berbaur juga kok. Ngobrol bareng
anak-anak yang selesai mengaji di surau. Obrolannya sih nggak penting, ga ada teori ekonomi, ga ada prinsip dasar akuntansi.. haha. Tapi.. tidakkah kalian sama seperti aku? Mencintai yang seperti ini? Tak kasi tahu konsepku tentang bahagia ya. Bahagiaku adalah saat bercinta. Bisa saja kita sama. Bercinta dengan tempat yang nggak kamu kenal, yang nggak ada orang yang kenal kamu. Bercinta dengan unprecditable things. Bercinta dengan keindahan Tuhan. Nengok ke atas... .Oh God, awesome sky.. Bintang man! Bintang!Lunjak-lunjak... I Love seeing the stars
so much. Mari Bercinta...
Terimakasih untuk hari indah yang Engkau berikan Tuhan
Malam.. tarik selimut... brrr dingin :)
0 komentar:
Posting Komentar
Yours: