Hai (calon)
jodoh,
Aku tahu
mungkin saat membaca tulisan ini kamu akan terbahak sambil menoyor kepalaku. Mungkin
kamu bisa juga terharu kemudian berjanji akan menambah jatah lemburmu. Mungkin juga
langsung rembugan dengan orang tuamu tentang kelurga kita akan berbagi patungan
berapa persen enaknya. Mungkin…. Mungkinkah kita kan slalu bersama (nyanyiik)
Ini Deva. Hush jangan salah orang! |
Baiklah,
biarkan aku memakai gaya bahasa sedikit serius menceritakan ini. Anggap ini
adalah perempuan 25 tahun yang sebentar lagi akan dipersunting lelaki idaman.
Jika
kelak kau menikahiku.
Abang,
ada suatu tempat yang indah di sini. Kemarin lusa aku dan tiga temanku
menyasarkan diri usai ngopi di Pondok Kopi. Namanya Susan Spa and Resort, ada
di daerah Bandungan, di kaki Gunung Ungaran, tentu saja Semarang. Aku tidak
tahu apa yang ada dipikiran tiga temanku. Mungkin seperti lazimnya mereka akan
mendoa, “Tuhan, semoga aku dan jodohku Engkau persatukan di tempat ini.”
Subhanalloh Bang, tempat ini memang luar biasa cantik. Kami bergantian
memotret, aku paling suka angle dimana awan-awan kelihatan bergerumul putih
seperti kapas dan latar belakangnya langit biru cerah. Indah sekali.
Inilah
icon yang amat populer itu, namanya La
Cana Chapel. Menurutku tempat ini cocok
sekali untuk pemberkatan nikah dalam Kristen atau Katholik, tapi tidak menutup
kemungkinan setting bisa disesuaikan
sedemikian rupa untuk ijab qabul
dalam Islam.
Jangan cemburu, inimah Tiar. |
Usai
ijab qabul kita (kita????) bisa
berbaur dengan tetamu menggunakan area luas di sekitar kapel termasuk spot yang
menurutku paling eye cathing, semacam
balkon luas dengan pemandangan kota Semarang. Kalau resepsinya malam hari, duh
betapa romantisnya saat lampu-lampu pijar berwarna coklat redup mulai
denyalakan. Atau tempat melempar hand
bouqete ini. Ah sialnya kami mahasiswa cewawakan ini malah foto selfi di
sini. Iya, berdua mengayunkan hand
bouqete di sini, ditunggu wajah-wajah penuh harap, aku bisa membayangkan atmosphere-nya.
Heeeii
bang, nah kan kamu sudah mulai ambil kalkulator begitu. Yaampun sudah mulai
menghitung berapa biaya menggotong keluargaku yang heboh itu dari Kediri ke
Semarang. Ya Alloh wajahmu langsung lesu gitu sih. Padahal belum kusebut Rp
73.000.000 untuk 200 undangannya.
Liani memang syar'i :') |
Sini
abang sayang, taruh kalkulatornya. Sudah, tidak perlu pening begitu. Tenang ya,
aku tidak menuntut apa-apa. Kamu tahu masjid tiga puluh meter dari rumahku itu,
nanti kita menikah di sana dengan penuh khikmat. Aku bisa melihat awan biru di
ketinggian kok asal kamu tetap ijinkan naik gunung (nawar terooos). Kamu mengucapkan
ijab qobul di dekat mimbar, tidak
perlu di kapel mewah. Keluargaku yang heboh itu lebih suka catering masakan
Jawa Timur semacam rawon, sate, es podeng, kalau kudapan semacam macaroni
schotel begitu, mereka doyan tapi kurang suka hehe. Aku akan penuh hormat
mencium tanganmu meskipun kita tidak melempar hand bouqete dengan latar belakang pemandangan cantik. Aku akan
tetap menjadi perempuanmu, perhiasanmu yang senantiasa berusaha lebih solehah
meskipun pernikahan kita sederhana. InsyaAllah.
Lho
kok kamu senyum-senyum kalau aku berterus terang begini. Duhileeh. Iya bang,
nikahnya tak perlu mewah-mewah. Kita sama-sama menabung ya, investasi untuk
pendidikan anak-anak nanti.
Eh tapi
masak iya, nikah sederhana gitu, terus kita nggak jalan-jalan keren? Yawlaaa eh
kebablasen ngodenya hehe
Sudah
dulu ya, aku mau masak Indomie dulu. Hidup anak kos dini hari ya begini ini.
Kamu lekas istirahat, karena aku yang paling tahu bahagiamu, ya istirahat
sehat. Selamat dini hari.
Tabik
Calon
jodohmu yang matre namun terarah.
nice share gan, keren infonya\
BalasHapussouvenir pernikahan
Hahaha good
BalasHapus:))
HapusHahaha good
BalasHapus