Pergi ke museum ,
jalan-jalan menu paket hemat namun sarat gizi. Thanks God saya bukan golongan yang menganggap berkunjung ke museum itu kuno dan nggak
keren. Dengan tiket masuk yang murah
meriah dan segala informasi serta ilmu yang di dapat, bagi saya membaca deretan
huruf keterangan yang kadang pelapisnya sudah mengelupas di sana-sini adalah
sesuatu yang menyenangkan. Asli ini bukan
pereeez. Swear! Jiwa petekilan
keren saya lebih bisa bersahabat dengan bau apak museum daripada bau buku
sejarah. Itu mah elu. Intinya, punya
niat baik belajar sejarah tapi malas membaca buku sejarah sedikit bisa ditanggulangi
kan?
Kali ini museum
Ranggawarsita, salah satu museum yang recommended
bila melipir ke Jawa Tengah. Letaknya ada di Jalan Abdul Rahman Saleh No.1
Kali Banteng Kulon, Semarang, Jawa Tengah. Biaya yang dikenakan untuk selembar
tiket hanya Rp 4000,00, murahbanget, sahabat
yang baik untuk mahasiswa yang sedang terjerat pukat hari tua. Hahaha.
![]() |
Indonesian Jumanji... Jelangkung |
![]() |
Lampu Badai Bambu |
Em, kalau lagi baca
postingan blog teman tentang museum dan isinya copas catalog, panjaaaaang,
detail, dan hampir sama satu dan yang lain, Ya Tuhan, gadget saya ketiduran.
Baiklah konten tulisan saya memang semau saya. terkesan messy dan tidak rinci, depend on me lhah ;p
![]() |
Saya bisa lo mainin angklung lagu Ibu Kita Kartini :'( |
Intinya, museum ini
terdiri dari empat bangunan utama. Gedung A, B, C, dan D. berikut adalah
foto-foto koleksi di tiap gedung.
Gedung A lantai 1
bertemakan Geologi dan Geografi, sedang untuk lantai dua berisi koleksi tentang Paleontologi serta dilengkapi
beberapa tabung hewan yang telah diawetkan.
Gedung B lantai 1
berisi peninggalan budaya Hindu, Budha, dan Islam. Lantai dua menyimpan beragam
keramik dan batik lengkap dengan sejarah dan gambaran proses pembuatannya.
Gedung C lantai satu
dipenuhi koleksi yang berkaitan dengan perjuangan kemerdekaan. Sedangkan lantai
dua berisi koleksi yang berkaitan dengan
perkembangan sejarah beberapa peralatan teknologi dan perkembangan industri.
Gedung D, pada lantai
satu tertata memamerkan koleksi yang berkaitan dengan pembangunan, tradisi
nusantara, dan benda-benda hibah seperti deretan keris yang telah diikhlaskan
masyarakat untuk disimpan di sana. lalu lantai dua berisi tentang seni
tradisional jawa. Bagian ini yang paling menarik perhatian saya. meskipun saya tidak
terlalu paham soal pertunjukan wayang. Namun senang saja rasanya melihat
deretan wayang berbagai versi hingga pelengkap pertunjukan seperti seperangkat
gamelan atau peralatan kuda lumping.
![]() |
Hewan-hewan dalam pajangan, tetep ngeriiii |
![]() |
Miniatur candi |
![]() |
Wayang Potehi |
![]() |
Wayang Suket |
![]() |
Seperangkat gamelan, dan dalang jadi-jadian #lhoh |
Tunggu dulu, museum
ini, kenapa suasananya sesepi ini? Mungkin efek saya datang di week day kali
ya. Pengunjung bisa dihitung dengan jari. Bahkan jarang sekali bertemu
pengunjung lain saat mengitari museum. Radar PARNOAN saya bekerja, kurang
ajarnya sesiang bolong ini ketakutan berada di tempat penuh koleksi benda tua
menstimulus imajinasi-imajinasi kurang kerjaan. Huust! Tidak, museum ini nyaman
kok, imajinasi gebleg saya tidak terbukti sampai selesai memutari museum. :)
![]() |
Oh.. a smart boy, Is he? |
Total koleksi yang
ada di museum ini adalah 59784 unit. Dengan koleksi sebanyak itu sayang banget kan kalau sepi pengunjung. Usaha Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata menarik animo pengunjung juga tidak kurang-kurang. Fasilitas
yang memadahi dan fasilitas tambahan juga tersedia. Ada ruang pameran di sisi
kanan museum yang bisa dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan tertentu. Pihak museum
berusaha merangkul masyarakat dan menumbuhkan kecintaan mereka. Banyak hal,
mulai pemilihan duta museum hingga bekerja sama langsung dengan sekolah-sekolah
untuk mengajak siswa sekedar darma wisata hingga observasi.
Oiya, satu lagi
sebelum saya pungkasi. Nama museum, ya Ranggawarsita. Laki-laki pujangga ini
diyakini sebagai yang terakhir dimiliki Jawa. Karya-karya adiluhungnya seperti
Serat Katalidha, Serat Sabdajati, Serat Sabdatama, Serat Jaka Lodhang, dan
Serat Wedharaga sarat akan petuah kehidupan yang bahkan katanya masih relevan
dengan kehidupan sekarang. Gua belum baca
sih, helah :(
Prasasti peresmian |
Sejarah, siapa yang
bisa menjamin kebenarannya? Tidak satupun, bayangkan kalau benda-benda ini bisa
bicara? Atau mau pakai mesin waktu? Sudahlah, saya lebih suka memandang dari
sisi informasi penuh manfaat daripada ikut berdebat. Setidaknya memuaskan hobi
keluar kos dan senang-senang dengan cara elegan. Eeeeaa, elegan??? Menurut saya sih mueheheheee. Banyak cara orang
belajar, kalau dulu materi pelajaran sejarah sering membuat saya tertidur,
setidaknya ada usaha alternative untuk tetap belajar :)
Mari menemukan
caramu, mari mencoba, siapa tahu kita sama.
I Love you :*
Transport gratis, nebeng :p
Tiket masuk gratis juga, pas ada event :p
Kesimpulan, saya bukan perempuan
gratisan (opo si?! Er -_-)
Akses angkutan umum:
Dari pusat Kota Sematang, Tugu Muda
jaraknya sekitar 3km
Bisa menggunakan bis kota jurusan
Mangkang atau Bus Trans Semarang.
All photos were taken by Muhammad Sholekan and me
museum adalah sejarah saksi bisu, kita yang masih hidup menjadi yang menyampaikan pesan yang terkandung didalamnya.
BalasHapus#tourguide
Yang ada gua kalik tour guide-nya :/
HapusLha di Semarang ada museum? Bisa jadi salah satu alasan buat balik ke Semarang lagi ini, hehehe.
BalasHapusada dong mas.. monggo #visitsemarang :D
Hapus