Rabu, 17 September 2014

Botak-Ungaran. Puncak-puncakmu Dewe, Ndess!!



Makan malam nasi padang dan es jeruk, betapa nikmatnya! Nikmat yang mungkin dibalut Tuhan dengan senyum penjaga warung, beberapa potong lagu dari pengamen, atau kembalian bayar tiga keping permen. Sedangkan di sini, Tuhan membalut sebuah makan malam dengan gigil kedinginan, terang bulan, jauh dari bising kota dan jalanan, sederhana tapi bermakna. KEBERSAMAAN. Nikmat makan malam setengah saur, senesting berlima, mie instan keasinan, ditutup tegukan kopi dari satu gelas yang sama, tidakkah ini kelewat sederhana? Ah, bibir kami toh tersenyum sempurna. Bersyukur, semua orang pernah makan mie instan keasinan, tapi tidak semua orang memakannya ditemani semesta yang cantiknya nggak ketulungaaaaaan!


Semarang sayang, selamat malam :)
Maha Baik Tuhan membawa saya ke pelukan gunung lagi. Dan perjalanan ini masih SPESIAL. Semesta berbisik melalui dekap hutannya, bahwa perjalanan spesial hanya untuk orang-orang spesial. Mau kemana sih lu, alay? Tracking UNGARAN!! Tanah tertinggi di Semarang. Berapa mdpl sih, gaya bener?!! Permisi mulutnya!!!!! Sebagian orang menilai seberapa berhaga perjalanan dari tempatnya, gunung dinilai dari ketinggiannya, gueh dinilai dari cantiknya.. kyaaaaa Sudahlah! I am not in those sides. Akan jadi manusia paling gebleklah saya kalau kesempatan-kesempatan yang diberi Pencipta ini tidak saya syukuri baik-baik. Dulu, memang iya, saya sempat merasa (sok) keren kalau tempat kluyuran itu tempat terkenal, yang kalau sudah ngapload foto teman-teman pada teriak iri. Kegeblekan masa lampau! Semakin tua semakin sadarlah, belajar bahagia itu bukan pekara ngejar tempat A,B,C,D semata, bahagia itu tentang bagaimana menikmati! Menikmati senyummu misalnya, tawamu, genggamanmu.. halah :p

kami berempat belas, 11 laki-laki, dan 3 perempuan cantik :)


Selamat pagi :D Saya, Andri, dan Ali


Butuh waktu sekitar empat jam untuk pendakian kali ini hingga menyentuh puncak. Puncak Botak Gunung Ungaran 2050mdpl via Gedong Sanga. Keberangkatan kami pukul sepuluh malam sempat terganjal masalah perizinan. Jalur pendakian Gedong Sanga di malam hari sudah jarang digunakan. Apalagi puncak Botak yang menjadi tujuan kami. Sebagian besar pendaki memilih puncak Benteng Reider, sedang jalur yang menjadi favorit adalah Mawar. Tersisa beberapa jalur lain menuju puncak Ungaran seperti jalur Medini, jalur Lawe-Benowo, dan beberapa jalur lain tanpa nama yang akrab dengan penduduk lokal. Kebingungan diantara dua pengkolan, ya kami alami. Beberapa petunjuk arah memang telah hilang. Selembar kertas yang kami sebut peta jalur pendakian adalah hasil gambaran seorang teman (menurut saya sih ranger Ungaran) yang kami temui di warung nasi goreng dekat pintu masuk Wisata Gedong Sanga.

Saya, pakai kacamata Umam, kepalanya Ali, difoto Andri. Nice pic :)

Tanjakan tanpa permisi,bulan yang muncul kadang-kadang, langit bersih tanpa bintang, aih… ngantuknya semakin berasa, Bung! Teman-teman budiman saya masih punya stock mp3 yang menemani kami. Perjuangan saya sebagai penyanyi papan triplek seperti mendapat panggung terindah haha, nyanyi sambil ngos-ngosan adalah energy mujarab pembunuh senyap, menghapus lelah, letih, lesu, galau, risau, kacau… elu kacau, sumpah!
Nemu ini di jalan

Ini juga

lagi...





Tidak ada pos pendakian di sini, asal ada tanah rata dan capek sudah memuncak, istirahatlah nak, ambil air temanmu, kacangnya juga, permennya jangan lupa :p Track pendakian ini sangat adil sodara-sodara! Tanjakan naudzubillah, bonus-bonus kece, sampai turunan yang indah tapi memlesetkan ada semua. Track awal pendakian diwarnai dengan tanjakan dengan kemiringan yang masih bisa ditoleransi, meskipun tetep ngos-ngosan sih. Bonus tanah datar, ulala… banyak sekalee, lalu jangan lupa juga ada turunan. Jangan terlalu girang! Tingkat petakilan Anda memperbesar kemungkinan kepleset! Asal kepleset cantik ya gapapa sekai-sekali hihiihi. Nah, the real game start here, satu jam sebelum sampai puncak. Allohuakbaaaaaaar, tanjakannya mama! Ini curam, miring, sempit, gelap banget! Kontur kemiringan tanah hampir sembilan puluh derajat. Jalur sangat sempit, lebat oleh ilalang yang tingginya hampir setinggi saya. Licin dan berbahaya, esoknya saat kami turun barulah terlihat jurang-jurang menganga itu. T.O.P! “Hati-hati, pelan-pelan aja. Awas curam banget!” Ujung dari kata-kata teman-teman saya adalah, “Udah Geriel, merangkak aja.” Bahkan, track mendekati  puncak ini menurut saya lebih ekstrem daripada track Merapi. Satu lagi, sepi banget! Yang mau pacaran sama semesta, what a best place! Hanya kami berempat belas yang naik ke puncak Botak malam itu. Padahal Ungaran itu bagian seksi dari anak gunung gahool-nya Semarang. Kalik di Mawar sama Puncak Benteng Reider rame kek pasar. Hmm… Puncak Botak via Gedong Sanga malam itu….Seems like, a private track! A Private peak! Puncak-puncakmu dewe, ndes!

Sebenarnya tidak terlalu aman mendirikan kemah di puncak Botak. Sejauh mata memandang hanya ilalang, sementara hembusan angina cukup kencang. Gimana kalau badai, mama? Mendirikan dome di sebelah gundukan tanah tinggi atau tebing menjadi pilihan untuk berlindung dari gempuran angin. Juga harus pandai mencari tanah yang miringnya masih bisa diajak kompromi. Baiklah, jika tenda sudah berdiri, segerakan sarapan! Hehe… 
Usai itu, selamat tidur, selamat menggigil kedinginan, Cantik! Gueh nggak bawa sleeping bag! Gueh nggak dipinjemin sarung sama Ali! Gueh….




Em, lalu apalagi?
Lalu pagi dan menekuk lutut di sampingmu
Ada matahari malu-malu
Aku meragu, menunggu biru langit dan senyum baru
Memilih tenggelam dan menyelam dalam diam, diantara senyummu
Sedalam perasaan tanpa julukan

(eeeaaaaaaaaaa…… :p )






all photoes were taken by Adi PanjoelAndri Mandala, and me :)
so sorry, foto jalan malamnya sangat terbatas hehe




Categories: ,

6 komentar:

  1. mantap gerielll,, terus berkarya (y)

    BalasHapus
  2. Kereeeennnn... aku juga punya ceritanya.
    Masih ingatkah dengan saya???

    http://yasiryafiat.wordpress.com/2014/09/11/pendakian-pertama-di-puncak-botak-gunung-ungaran-jawa-tengah/

    BalasHapus
  3. Masnya yang pakek baju jalanjalanmen ya.. ah ternyata. :D
    Salam kenal deh :) oiya blogmu menarik ;)

    BalasHapus
  4. ahhhhhhh...genduk ayu..aku kangen kamu. kini kamu sudah nun jauh di sana bersama mama tercinta. Puncak botak memang mengesankan. dari di oyak-oyak penjaga gedong songo sampai puncak pada kecapekan kabeehhh.

    salam sukses selalu ya ndukkkk

    BalasHapus

Yours: