Rabu, 08 Mei 2013

CANDI SUKUH, Sejarah dan Sisi Lain Erotisitas

After Candi Cetho dengan motornya Pak Sutarno mengantarkan ke Candi Sukuh.
Jarak Cetho ke Sukuh sekitar 8 kilometer. Kembali melewati hamparan kebun teh..haduuh segernya.. melihat ibu-ibu pemetik teh, atau pak tani yang panen wortel rasanya balik ke masa TK. Dulu cerita-cerita berlibur ke rumah nenek hampir semuanya dilukiskan dengan pemandangan seperti ini kan.. Kalau dikata Andrea Hirata pasti saya teriak “Edensor.. it’s Edensor” heheeg lebay ah :p 





Tiket masuk Candi Sukuh sama saja Rp 3.000,- untuk lokal, dan Rp 10.000,- untuk asing. Si Yamazaki langsung tanya “Where’s the erotic relief?” heheg.. Disisi depan candi sebelah kanan ada semacam simbol yang (maap) berbentuk kelamin wanita dan pria. Kalau sempat gugling tentang candi Sukuh pasti banyak banget yang bahas soal situs ini. Konon dulunya simbol ini dengan ritual tertentu bisa digunakan untuk mengetes kegadisan seorang perempuan. Tapi karena satu dan lain hal, akses untuk itu sudah ditutup. Caranya gimana ya? Ada batu, ibarat testpeck di celupin urin kan. Nah ini, pasti kalau toh masih diperbolehkan untuk umum, cara mengecek keperawanannya pasti ajaib. Pasti! Indonesia apasih yang nggak ajaib! hehe... Dan sepertinya bakal banyak pasangan datang ke sini, dan banyak pula yang pulangnya bubaran. Yah, sepertinya memang lebih baik ditutup yak. Biar perempuan tidak dinilai dari perawan atau nggaknya. Wong kadang yang nilai juga belum tentu perjaka toh. Aiih, feminis bener kamu, nduk... haha saya suka Ayu Utami tapi saya tidak sefeminis itu (Cukup Ghe.. cukup.... lama-lama tambah nggak mutu kamu, nak!) pheeew :(







Relief di Candi Sukuh  masih mirip dengan Candi Cetho.  Entah apa maknanya, relief binatang terutama kura-kura dan gajah banyak sekali terdapat di beberapa tubuh candi. Selain binatang, relief-relief umum seperti gambaran aktivitas manusia juga ada. Yang unik dari Candhi Cetho adalah bangunan utama berbentuk piramit putus. Bentuk bangunan ini sama dengan tempat persembahan Suku Maya di Amerika Selatan. Kok bisa ya? Suku maya loh itu, sejauh inikah dia berkembang? Apa nenek moyangnya sama?Mirip cerita sama situs Gunung Padang ya? Sempat baca-baca sih... tapi males ngetik sejarah euy.. Silakan mencari jika anda penasaran. Onengnya foto bangunan utuhnya saya tidak punya, kehapus. Njelehi banget yak yang namanya ceroboh... 








Saya hanya sekitar dua puluh menitan di Candi Sukuh, mendung mulai dataaaang... Cuaca di daerah sini memang moody banget, susah diprediksi. Kabut dan mendung bisa nyelonong tanpa diduga, karena masih ada Jumog dan Grojogan Sewu yang harus saya datangi, yuk mari cabut!
Menurut inpoh dari internet dari Candi Sukuh ke Jumog jaraknya hanya tiga sampai empat kilo, sarannya sih jalan kaki saja. Okedeh si Yamazaki juga ngajak jalan kaki. Akhirnya kami jalan, bonus pemandangan sedikit berkabut dan dingin yang mulai cess..nyeess.. 


Oiya.. Ini yang namanya Yamazaki




Menurut ceritanya sih dia dua mingguan di Indo muter-muter mulai Jakarta sampai terakhir nantinya Komodo. Heu.. sayanya ngileerrr. Pengen mama....
Bahasa Inggrisnya rada-rada kacau, tapi ujung-ujungnya mudeng juga sih.. dengan bantuan Dewi Gugel Translet. Heheg.
Segitu ajah about Sukuh, nenti dilanjut Air Terjun Jumog. J Senyum.
Categories: ,

0 komentar:

Posting Komentar

Yours: