Long weekend itu libur panjang dan pulang kampung ketemu
emak. Namun apalah daya tugas negara menghadang. Sebenernya bukan hobi sih jadi
panitia ini itu, cuma nasib orang keren aja, banyak amanah,sobat.. <sumpah
pas ngetik ini kepalanya lagi mules>. Diterima saja deh diledekin, “Emang
Ghe punya rumah? Ibu’ne wae ga ngarep de’en pulang kok. Kan emang penjaga
Sekaran dan sekitarnya.” Itumah makk jleb jleb.. ngikut ketawain diri sendiri saja
sayanya.. hahahaha
Well, dari serombel saya yang ga
mudik cuma beberapa tok. Tersisalah dua mahkluk budiman ini taraaa... Geriel
Farah Faizah dan Eka Setiawati. Gimane kalo jalan-jalan.. kantong meringis..
tawar-menawar, yang deket aja.. okeh!
Setelah searching-searching sesore
itu, akhirnya.. Jepara.
Pagi banget.. jam enem kita
menghadang angkot orange untuk menuju Jati Ngaleh. Rp 3500,-
Selanjutnya disambung dengan bis
menuju Terminal Terboyo, yang ini Rp 5000,-
“Ayo.. Njeporo..Njeporo,” pak
keneknya medok, heheg. Buat berdua dibayar pake tiga puluh rebu, kembali delapan
rebu..(Rp 11.000/orang) Horeee... kemarin baca di net bayarnya lima belas rebu.
Padahal lumayan jauh si..
Sepanjang jalan jujur saya tidur,
baru bangun pas sampai Jepara kota, yang banyak art galerinya itu. Cantik-cantik
meubelnya. Gaya Jawa Klasik sampai yang khas rumah-rumah Amerika ada semua.
Export quality sepertinya. Sepanjang jalan hampir semua rumah ada kegiatan yang
berhubungan dengan kayu. Sayangya setahu saya sih sekarang sebagian besar
penduduk lokal hanya sebatas buruh di pabrik meubel, jarang yang sukses jadi
pemilik.
Lanjut. kita sampai di terminal
sekitar jam setengah sepuluh. Nanya ke bapak DLLAJ gimana cara ke Bandengan.
Disaranin pakai becak ke pasar trus ngeteng angkot. Sepakat pakai becak,
ditengah jalan si bapak becak nanya mau kemana. Kita bilang mau ke Bandengan
trus nyeberang Pulau Panjang. “ Ya kejauhen dek. Mending dari Kartini aja kalau
ke Panjang, kapalnya banyak.” Awalnya kita nggak percaya <pengaruh info dari
blog yang kita baca tentang cara ke Pulau Panjang, sama... sorry, kadang-kadang
dikibulin sih ama tukang becak>. Tapi setelah diyakinkan oleh orang-orang di
pinggir jalan, yawes MPW. Gara-gara bapaknya harus putar balik, jadi kita bayar
lima belas rebu (Rp 7.500,- / orang) sampai ke Pelabuhan Kartini. FYI biasanya
sepuluh rebu.
Sampai di Kartini bayar tiket
masuk Rp 3.000,- aja. About pantai Kartini, karena basicnya pelabuhan, ini
pantai ga punya hamparan pasir gitu..apa yah, mungkin mirip ancol yang bagian
berbatunya itu loh. Fasilitas di sini sudah lumayan. Penginapan di dalam
kawasan pantai juga talah tersedia. Yang terkenal dan nongol di net, Penginapan
Kota Baru. Harganya mulai tujuh puluh ribuan. Sebelahnya juga ada, kisaran
segitu juga. Pantai Kartini juga punya bangunan berbentuk kura-kura raksasa, di
dalamnya ada berbagai akuarium. Niatnya balik dari Pulau Panjang mau ke sini
tapi waktu nggak ke buru. Fasilitas permainan juga banyak di sini, terutama
untuk anak-anak, cocok sebagai tempat berlibur keluarga. Banyak pengunjung yang
biasanya mampir ke mari sebelum atau sesudah menyeberang ke Karimun Jawa. Eka
dan saya cuma sebentar di mari, karena memang tujuan inti kita pulau Panjang. Untuk
menyeberang ke Pulau Panjang kita bayar Rp13.000,- PP (dianter terus entar
janjian sama bapak perahunya mau dijemput jam berapa). Pangunjung nggak terlalu
rame sih, mungkin karena hari Jumat. Ato mungkin juga saya yang kurang tahu
standart ramenya kek gimana.
Sampai hampir jam sebelas perahu
belum bisa berangkat. Kurang muatan. Sampai-sampai saya ikut promo biar si
perahu cepet berangkat. Hiks.. pada nggak mau, kebanyakan milih nanti setelah
sholat Jumat. Perahu berangkat sekitar jam sebelas lebih, akhirnya... Mungkin
karena si bapak perahu melas ngeliat kita, atau engap ngeliat tingkah saya
nawarin orang-orang yang mendekat ke dermaga. Harusnya kan seneng yak.. heheg,
bodolah, yang penting dianter meskipun cuma berdua doang. Heheg J
![]() |
Dermaga Pantai Kartini jurusan Pulau Panjang |
Di itinerary yang saya buat
sebenarnya jalur jalan kami di mulai dari
pantai Bandengan-pulau Panjang-pantai Kartini. Tapi berubah deh.. gapapa
juga sih.. soalnya waktu di pulau Panjang, perahu-perahu yaang dari Bandengan
jauh lebih sedikit dibanding yang dari pelabuhan Kartini. Nggak kebayang kalau
nunggu lagi ah.. Sebenarnya hanya butuh lima belas menit saja untuk sampai ke
Pulau Panjang. Dari pulau Kartini juga udah keliatan.. Angin semilir plus ombak
yang mengayun pelan membuat saya....pingin tidur,lhoh. Enggak ding, pengen cepet
nyebur. Air laut siang itu tidak terlalu berombak. Sampai. Pengunjung cuma
beberapa saja, ada dua rombongan sekitar lima belas orang. Saya langsung ganti
baju dan nyebur deh.
Pulau Panjang sendiri saat ini
adalah salah satu cagar alam dengan beberapa species tumbuhan dan hewan yang
dilindungi. Pulau ini sebenarnya tidak berpenghuni, hanya ada dua orang yang
tinggal di sini, menurut cerita ibu penjual pop mie dan info yang saya baca di
net, dua ibu itu tinggal di atas papan-papan seadanya, di atas pohon. Sayang,
saya ga sempat lihat rumah pohonnya. Keadaan Pualau Panjang tidak terlalu
sesuai bayangan saya. Kecewa bukan ke pulaunya sih, tapi sama orang-orang yang
nyampah. Meskipun tetap berpasir putih, tapi akan lebih cantik lagi kalau nggak
terlalu kotor kan. Okelah, nikmati saja. Pas lagi maen aer, ketemu bapak-bapak
yang mancing. Ngobrol-ngobrol dengan kesok kenalan saya seperti biasa. Heheg.
Eh ditawarin ikan. “Belom maem kan, nok? Tunggu bentar nanti saya bakarin,
dimakan bareng.” Saya mah belum pernah makan ikan langsung dari laut dibakar
dengan bumbu cuma celup-celup air laut. Mama.. enak ternyata, gurih. Lupain deh hygiene-hygiene, intinya ueenak. :p
Kelar makan kita ketemu sama
serombongan kapal yang keren euy.. “Iyo mbak. Kita ndak pake perahu yang kayak
sampean. Kita bawa perahu sendiri.” Heuu.. mereka rame-rame loh sekitar tiga
puluhan orang, rata-rata keknya delapan belas sampai dua limaan. Enak kali ya
kalo sama temen-temen sebanyak itu, nyetirin perahu lagi..heheg :)
After mainan air apa yang
dilakukan?
Yaps, mengeksotiskan kulit yang
sudah gosong.. heheg Indonesia banget dah. Sekaliah ah, kepalang tanggung.
Pulang kek ikan asap, jerawatan, ancur deh, wong dengan cerdasnya saya nggak pake
dan bawa sunblock. Maap ya kulit.. Next, perut diisi ikan ternyata masih laper.
Beli pop mie Rp 6.000,- ama minuman botol Rp 8000,-. Harga di sini masih
rasionah. Padahal seharusnya ketika permintaan naik harga semakin naik.
Halah... :) iya sih yang jualan dikit soalnya. Ada beberapa lapak jualan di dalam kawasan
pulau Panjang. Waktu jualannya cuma sampai sore, maklum.. listrik aja nggak
nyampe sini, kok saya bayangin malem-malem di sini jatohnya serem ya..krik
krikk krik. Oiya, disini juga ada makam sesepuh yang dahulunya menyebarkan
agama di kawasan pesisir Jepara. Kondisi makam cukup terawat. Tak jarang
beberapa pengunjung ke mari untuk tujuan berzirah juga.
![]() |
Pulau Panjang |
![]() |
Pulau Panjang |
![]() |
Pulau Panjang |
![]() |
Pulau Panjang |
![]() |
Pulau Panjang |
![]() |
Pulau Panjang |
![]() |
Pulau Panjang |
![]() |
Dermaga Pulau Panjang.. tua euy |
![]() |
Anak-anak yang rombongan nyetirin perahu sendiri |
![]() |
Harga makanan murah kan |
![]() |
Ikan hasil pancingan |
![]() |
Kapan naek ini ke Karjaaaaw :( |
Disambil nyanyi-nyanyi aja kak. Lupa pusingnya
BalasHapusdi tempat wisata alam pulau panjang pemandangannya sangat indah untuk di nikmati bagi para travelleres dan pencinta alam , untuk route perjalanan dari kota sekitar bisa di lihat di link berikut ini wisata pantai pulau panjang jepara
BalasHapus